Cerpen tentang Covid-19


Membuat Cerpen Bertema " Covid-19"


Teman Sejati
Penulis : Dimas Azmi

Hari ini aku kesal pada Naura aku berulang kali menasehatinya untuk memakai masker saat keluar rumah. Padahal itu demi kebaikannya sendiri.
" Kenapa sih, kamu keras kepala?" Kataku.
" hutss.... berisik" jawab naura.
Aku tahu sebenarnya Naura anak yang penurut. Faktor lingkungan mempengaruhinya lihat saja tingkah lakunya! mulai dari kebiasaannya yang seperti kanak-kanak, teman-temannya yang nakal, dan kesombongannya.
Bukan hanya tingkah lakunya saja, tetapi pola pikirnya rendah. semua nasehat/anjuran yang diberikan pemerintah tak pernah dipatuhinya, walau aku sering menasehatinya. Bahkan masker sekalipun. Dia benar-benar keras kepala, sementara teman-temannya yang nakal itu sudah mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker.
" lihat itu, temanmu semuanya pakai masker kenapa kamu masih tidak ingin memakai masker?" Kataku.
" diem aja napa sih berisik banget" hardik naura.
" ya terserah kamu deh, setidaknya aku sudah menasehatimu" kataku(naura menatapku sambil menampar wajahku).
" sakit tau, Kasar banget sih" seruku.
" rasain" ujarnya.
" Naura!! kamu mau kemana, Kenapa nggak pakai masker?" Seru ayah naura,(naura pun tertunduk)
Naura pun mengambil masker sebelum ingin pergi keluar rumah dan ia pun mengambil masker lalu mengajakku pergi keluar. Ketika sudah di luar dia melepas maskernya aku pun memberhentikan motor yang Kubawakan.
" Kenapa maskermu dibuka nanti kamu kena razia masker aku juga yang kena kan" kataku.
" nggak ada tuh razia-razia paham?!" katanya.
Perjalanan pun dilanjutkan dan ketika separuh perjalanan kami terkena razia masker.
" Mas... Mas... berhenti putar balik di depan ada razia cepet mas!!" teriak dia sambil panik.
" iya... iya... ini Putar balik kita" seruku(sambil memutar balik).
Tetapi sudah terlambat polisi telah memanggil kami dan mengejar kami sambil menembakkan peluru ke atas. Kami pun berhenti.
" Selamat siang anak-anak kenapa kalian lari?" Kata pak Polisi.
" siang pak" jawab kami sambil ketakutan.
" tadi Ka... ka... ka... ka...mi mau putar balik Pak karena ini semua permintaannya Pak" seruku.
"Loh... loh... loh... kok aku kan kamu yang bawa motornya" katanya(sambil mencubit pinggangku).
"Uhsss... sakit tau" seruku(sambil meliriknya).
" Ayo anak-anak Ikut bapak" kata pak polisi.
" Baik Pak" seru kami.
" anak-anak Kalian tahu nggak kalau saat ini dunia sedang dilanda musibah berupa wabah penyakit (covid 19). Kenapa tidak memakai masker khususnya kamu?"kata pak polisi(sambil menunjuk dan melihat naura)
" hmm.... maskernya tak saya pakai pak" jawab naura(sambil menunduk).
" Kamu tahu tidak Apa bahaya dari covid-19?. Jika seandainya kamu terjangkit Lalu kamu pulang kerumah dan menyebarkannya ke keluarga kamu, Bagaimana apakah kamu menginginkan itu semua?" Kata pak polisi.
" saya tahu Pak, maaf Saya menyesal" seru naura(berbicara sambil terseduh-seduh).
" Kan tadi udah kubilang... pakai maskermu nanti kena razia kamu sih ngeyel:(" seruku
" Iya, maaf" katanya(sambil merenung kesalahan).
" Coba pikir Bagaimana kalau Ayah sama Mamamu tau?" Kataku.
" Naura mana Sini nomor telepon orang tua kamu" kata Pak Polisi.
" jangan Pak, saya takut" kata naura(sambil memberikan Gawainya).
" udah Pasrah aja... memang salah kamu kok! kamu sih keras kepala"seruku.
Kami sedang berbincang-bincang sementara, itu pak polisi sedang berbicara dengan ayah naura.
" Mas... gimana nih aku takut kalau Ayahku nanti marah" seru naura(sambil menangis)
" udah...udah... nggak ada yang perlu ditakutin, lain kalian dengerin nasehatku jangan keras kepala!" Kataku.
" anak-anak ingat ya... Bapak tadi sudah berbincang-bincang dengan ayah kamu Naura, dan ayah kamu menjamin kalau kamu tak mengulanginya lagi. Berjanjilah nak agar tak mengulanginya lagi" kata pak polisi.
" Baik Pak, saya berjanji tak akan mengulangnya lagi" kata pak polisi.
" Baik Pak, terima kasih" seruku.
Kami pun pergi dari lokasi razia untuk pulang kerumah. perjalanan pun dilanjutkan kembali setelah perbincangan tadi. Sambil membawa motor aku pun bertanya-tanya kepadanya.
" Kenapa nangis, oh ya kenapa enggak dibuka lagi maskernya hahaha" seruku(sambil tertawa).
Aku melihat wajahnya melalui kaca spion motor.
" kasihan banget, udah agh.... jangan merengut lagi. lain kali jangan diulangi ya" seruku
"Hmm hmm hmm" jawabnya.
Aku pun berfikir, Mungkin dia masih terbayang-bayang tentang kejadian tadi dan memikirkan apa yang terjadi ketika sampai di rumah. Setengah jam berlalu, akhirnya kami pun sampai di rumah. Dan di depan rumah sudah ada keluarga. Naura pun heran sambil menundukkan kepala. Perasaannya di situ tercampur aduk, karena peristiwa tadi.
" Naura nak, Tadi kan udah bawa masker kenapa kena razia?" Ayah naura bertanya.
Naura pun tak bisa menjawabnya.
"Ceritanya panjang pak" seruku
Naura pun langsung masuk ke dalam rumah, dan masuk ke kamar. Aku mendengar suara tangisannya, mungkin dia menyesal dan aku berpikir Semoga dengan kejadian itu dia bisa berubah. amin



Sekian hasil cerpen saya, semoga bisa menghibur dan jadikan sebagai pembelajaran untuk mematuhi aturan pemerintah seperti memakai (APD) salah satunya memakai masker. Wassalammualaikum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

dimas azmi

Cerpen Tentang Pengalaman Hidup yang mengandung Nilai Sosial