Postingan

Cerpen Tentang Pengalaman Hidup yang mengandung Nilai Sosial

              Pengalaman Hidup                                            Penulis : MDA  Pada saat hari libur sekolah saya berpergian ke Medan dan disana saya menginap di rumah saudara. perjalanan tempuh menuju titik tujuan sekitar 1 jam selama di perjalanan saya merasakan perasaan yang berbeda ditempat yang berbeda pula, kadang saya merasakan kenyamanan, ketenangan, dan kedamaian disuatu daerah dan Kadang juga saya merasakan ketidaknyamanan, ketidaktentraman, dll di suatu daerah pula. Ketika di tengah perjalanan saya berhenti sejenak untuk beristirahat, dikarenakan cuaca hujan yang tak memungkinkan untuk lanjut berjalan. Di saat itu pula saya melihat seseorang anak sedang mengutip sampah, saya pun terkejut dan kagum sungguh mulianya dirinya untuk membersihkan jalanan dari sampah, akan tetapi... orang-orang disekitar dan yang melintas pun kurang kesadaran atas kebersihan. Saya melihat ada seorang pengendara, begitu enaknya membuang sampah sembarang tanpa ada rasa bersalah, dan seorang

Cerpen tentang Covid-19

Membuat Cerpen Bertema " Covid-19" Teman Sejati Penulis : Dimas Azmi Hari ini aku kesal pada Naura aku berulang kali menasehatinya untuk memakai masker saat keluar rumah. Padahal itu demi kebaikannya sendiri. " Kenapa sih, kamu keras kepala?" Kataku. " hutss.... berisik" jawab naura. Aku tahu sebenarnya Naura anak yang penurut. Faktor lingkungan mempengaruhinya lihat saja tingkah lakunya! mulai dari kebiasaannya yang seperti kanak-kanak, teman-temannya yang nakal, dan kesombongannya. Bukan hanya tingkah lakunya saja, tetapi pola pikirnya rendah. semua nasehat/anjuran yang diberikan pemerintah tak pernah dipatuhinya, walau aku sering menasehatinya. Bahkan masker sekalipun. Dia benar-benar keras kepala, sementara teman-temannya yang nakal itu sudah mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker. " lihat itu, temanmu semuanya pakai masker kenapa kamu masih tidak ingin memakai masker?" Kataku. " diem aja napa sih beri

dimas azmi

PERKEMBANGAN MATA UANG INDONESIA PADA ZAMAN KERAJAAN DAN MASA PENJAJAHAN  BELANDA & JEPANG       Uang yang beredar zaman kerajaan umumnya berupa logam bahkan bahan pembuatannya masih berupa emas dan atau perak. Setelah penjajahan Belanda datang, barulah pemerintah Hindia-Belanda mendirikan De Javasche bank tahun 1828. Dan dari De Javasche bank inilah terbit mata uang Seri dan Gulden. Kedua uang ini diciptakan khusus untuk dipergunakan di Hindia-Belanda saja.       Pada tahun 1942, tentang jepang mengambil kependudukan belanda atas Hindia-Belanda. Pada masa ini salah satu kebijakan yang dilakukan adalah menarik semua uang terbitan Belanda. Dan kemudian menyusun bank Nanpo Kaihatsu Ginko. Melalui bank ini Jepang mencetak uang sendiri. Uang yang dicetaknya masih menggunakan bahasa Belanda namanya"Gulden Hindia-Belanda". Menjelang berakhirnya pendudukan di Indonesia, Jepang mencetak uang baru lagi. Mungkin hal ini dilakukan upaya menyenangkan hati rakyat Indonesia. Pasalnya